Pemandu
acara debat kandidat gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta (Foto saat acara
berlangsung)
Debat
Kandidat Putaran Kedua, demikian judul talk show yang diselenggarakan oleh Jak
tv bekerjasama dengan KPUD Jakarta, pada Jumat, 14 September 2012, pukul 19.30
- 22.15, menghadirkan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok. Sebuah prestasi bagi Jak tv
dapat menyelenggarakan debat kandidat gubernur dan wakil gubernur, pembawa
acara Abdul Rashid dan Rachma Sarita mampu memandu acara dengan sistematis,
walaupun Rachma sempat lupa langsung mengatakan acara selanjutnya debat antar
kandidat, saat seharusnya giliran Foke-Nara memaparkan gagasannya tentang
Sosial Budaya dan Agama.
Jalannya
debat kandidat sangat menarik, kedua pihak terlihat cerdas menyampaikan gagasan
dan menjawab sanggahan. Foke tampak percaya diri dengan penguasaan data
yang baik, Jokowi tampil kurang meyakinkan membuat blunder dengan tuduhan
korupsi dengan menyebut data dari PPATK, yang justru pernah dibantah
PPATK sendiri. Ahok tampil meyakinkan dengan argumen pernyataan sederhana,
mendasar, berdasarkan kenyataan di lapangan, sedangkan Nahrowi Ramli terlihat
percaya diri walaupun banyak membuat pernyataan normatif Panelis yang
disiapkan Jak tv cukup lengkap, sebut saja Yayat Supriyatna, Pengamat Tata
Kota, Imam Prasojo, Sosiolog dari FISIP UI, Siti Nurbaya bekas Sekjen
Departemen Dalam Negeri dan satu panelis yang disapa ibu Nina, seorang ekonom.
Jak tv
merebut kesempatan menayangkan debat politik yang sangat dinanti masyarakat
Jakarta , celah kecil diantara dua TV berita yang selama ini mendominasi
Jakarta dan Indonesia. Pertama Metro TV secara tidak langsung kurang diterima
oleh Foke-Nara bila kita lihat penolakan mereka untuk hadir pada acara Mata
Najwa, walaupun Metro TV masih kebagian menyelenggarakan debat kandidat hari
Minggu, 16 September 2012. Sedangkan TV One selama ini sudah terlalu banyak
dipenuhi acara-acara yang berbau politik, mungkin saja TV One kurang sigap
merebut talk show yang seharusnya menarik masyarakat Indonesia ini, bukan hanya
warga Jakarta.
Walaupun
tidak berlabel TV berita, dengan nama Jak tv, nama yang menunjukkan fokus
siaran untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, acara debat kandidat gubernur -
wakil gubernur DKI Jakarta 2012 – 2017 memang layak diselenggarakan oleh Jak
tv. Pemirsa barangkali ingin melihat sebuah tayangan peristiwa politik dari
Stasiun TV yang tak terlalu berpihak.
Sayangnya
komentator yang ditampilkan setelah acara debat kandidat - Membedah Visi Misi
Foke-Jokowi - dua dosen UI yang dikenal kurang ramah terhadap Pemerintah, yaitu
Prof Dr Tjipta Lesmana dan Dr Effendi Gazali. Effendi diluar dugaan memberikan
penilaiannya atas debat kandidat cukup obyektif dan cukup adil. Tjipta
cenderung menilai Foke – Nara buruk dan sangat buruk, sebagian yang dikatakan
Tjipta berdasarkan fakta, sayangnya keberpihakan Tjipta terlalu terlihat
sebagai komentator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar