Alokasi anggaran sebesar Rp800
miliar untuk Kartu Jakarta Sehat ternyata sebagian untuk menutupi utang
anggaran kesehatan pada tahun sebelumnya.
Hal itu akan dimasukkan dalam m Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) DKI Jakarta tahun 2013. Demikian diakui oleh Wakil Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Senin (12/11).
Dikatakan Wagub Basuki, DKI Jakarta memiliki utang sebesar Rp300
miliar untuk program kesehatan tahun kemarin, yakni Jaminan Kartu
Sehat Daerah (Jamkesda) yang harus segera dibayarkan.
"Program kemarin (Jamkesda) tuh ngutang, setiap tahun tuh kita
utang, jadi kalau dapat uang (anggaran baru) lagi selalu untuk
bayar utang," kata Basuki yang hari ini mengenakan pakaian Korpri
batik dominan warna biru dan peci hitam itu.
Maka dari itu, supaya tidak mengulangi hal yang sama, Basuki mengaku
untuk anggaran 2013 ini, utang tersebut akan dinolkan dengan tanpa
menambah utang baru yaitu dengan cara meninggikan anggaran untuk Kartu
Jakarta Sehat senilai Rp800 miliar.
"Tahun 2013 dinolkan, utang lama harus dibayar, Rp300 miliar kita bayarkan itu sekarang, utang lama kita bayar," tegasnya.
Sementara itu, terkait dengan pendataan Kartu Jakarta Sehat ini,
Wagub Basuki juga mengaku timnya tidak mengambil data sebaran
warga miskin DKI Jakarta dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kami tidak suka pakai BPS. Patokannya sederhana saja, orang yang
mau berobat di kelas III, itu yang kita urus, kalau orang kaya kan
tidak mau masuk ke kelas III," tegasnya.
Dirinya memaparkan, hal tersebut bertujuan untuk menyamaratakan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh warga DKI Jakarta.
"Ada orang yang menurut data BPS mampu, tapi belum tentu mampu
membayar obat-obatan di Rumah Sakit, dan mungkin kalaupun mampu
harus bayar kredit. Nah itu bagaimana?" katanya sembari memberi contoh.
Basuki menegaskan tujuan dari Kartu Jakarta Sehat ini adalah
semata-mata tidak ingin mendengar kabar mengenai orang sakit yang
meninggal karena ditolak Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM) saat
mengajukan rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
"Kalau ada orang kaya mau masuk kelas III ya berarti (dia) butuh modal," tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar